Walik rawamanu
Walik rawamanu | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. dohertyi
|
Nama binomial | |
Ptilinopus dohertyi (Rothschild, 1896)
|
Walik rawamanu[2] atau walik rawa-manu[3] (Ptilinopus dohertyi) adalah spesies burung dalam keluarga Columbidae. Burung ini endemik (menyebar terbatas) di Pulau Sumba. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Red-naped fruit-dove (merpati buah bertengkuk merah).
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Walik yang berukuran sedang-besar, bisa mencapai 33–35 cm panjangnya. Dengan pola warna yang kontras: kepala dan leher sebelah atas putih krem, leher sebelah bawah ke arah dada putih merah-jambu pucat, bercak tengkuk merah terang; dipisahkan dengan seberkas warna putih dari bagian punggung dan perut yang berwarna gelap (biru gelap berkilau di punggung, dan ungu gelap serta hijau agak tua di perut). Penutup pantat dengan coret-coret kekuningan. Burung muda berwarna lebih kusam dan kehijauan. Suara woo-oo atau koo-o, lembut dan dalam; nada kedua lebih pendek dan rendah.[1]
Habitat dan ekologi
[sunting | sunting sumber]Habitat alaminya adalah hutan hujan pegunungan tropis, primer dan sekunder; kadang kala pada tebing gunung berkapur yang terjal dan hampir tegak. Biasanya ditemukan di dataran tinggi, tetapi adakalanya didapati lebih bawah hingga ketinggian sekitar 160 meter. Burung ini dapat pula hidup di hutan-hutan yang setengah terganggu.[1] Ketinggian tempatnya berkisar antara 0–950 m dpl.[2]
Mereka sering terlihat sendirian atau berpasangan, tetapi kadang-kadang dapat ditemukan dalam kelompok kecil, mencari buah-buahan di lapisan tajuk teratas atau menengah, biasanya pada dedaunan sebelah luar. Walik rawamanu terutama, meskipun tidak semata-mata, bersifat frugivor.[1] Burung ini tidak umum dijumpai.[2]
Konservasi
[sunting | sunting sumber]Kehidupan burung ini terancam oleh terjadinya fragmentasi dan kerusakan habitat akibat penebangan kayu skala kecil, pengumpulan kayu bakar, dan pembukaan lahan hutan untuk kegiatan pertanian atau penggembalaan. Tekanan ini bertambah-tambah buruk akibat seringnya terjadi kebakaran hutan yang dipicu oleh iklim yang kering dan kebiasaan membakar padang rumput—untuk merangsang tumbuhnya rumput baru—yang tidak terkontrol. Selanjutnya, perburuan liar juga berpotensi turut menyumbang kepada menurunnya populasi walik rawamanu.[1]
Populasi seluruhnya diperkirakan hanya berjumlah 9.100 ekor, dengan sekitar 6.000 burung dewasa. Ukuran populasi ini diperkirakan terus menyusut karena degradasi dan kehilangan habitatnya masih terus berlangsung. Oleh sebab itu, BirdLife International dan IUCN menggolongkan populasi burung ini ke dalam kategori Rentan (VU, Vulnerable).[1][4]
Burung ini belum dilindungi oleh undang-undang Negara RI. Akan tetapi sebagian populasi dan habitatnya telah terlindungi dalam Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti.[1][4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g BirdLife International (2012). "Ptilinopus dohertyi". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013.
- ^ a b c Coates, B.J., K.D. Bishop, & D. Gardner. 2000. Panduan lapangan burung-burung di Kawasan Wallacea. Bogor: Birdlife Int'l IP & Dove Publications. 247+xiv hlm. ISBN 979-95794-2-2
- ^ Sukmantoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. 2007. Daftar Burung Indonesia no. 2. Bogor: Indonesian Ornithologists’ Union. 157+x hlm. ISBN 978-979-3143-27-9
- ^ a b BirdLife Data Zone: Red-naped Fruit-dove, Ptilinopus dohertyi